Beranda Headline

Pemkab Tulungagung Gelar Prosesi Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas, Lestarikan Budaya

Prosesi Jamasan Pusaka Kyai Kanjeng Upas (Foto : Agus R // Suksesi Nasional.com)

Suksesi Nasional.com, TULUNGAGUNG – Pemerintah Kabupaten (Pmkab) Tulungagung kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan kekayaan budaya Jawa, yang tak lain adalah bagian integral dari kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Hari ini, Pemkab Tulungagung menggelar kegiatan jamasan tombak kyai Upas  , Prosesi sakral ini dipimpin langsung oleh Bupati Tulungagung,Gatut Sunu.

Turut hadir dalam prosesi tersebut, Wakil Bupati Tulungagung Ahmad Baharudin, Sekdakab Tri Hariadi, Ketua DPRD Marsono, Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi, Dandim 0807 Letkol Kav. Muhammad Nashir, Kepala Kejari Tulungagung Tri Sutrisno, jajaran Kepala OPD dan Camat lingkup Pemkab Tulungagung.

Dalam sambutannya, Bupati Gatut Sunu Wibowo menegaskan bahwa kegiatan jamasan ini merupakan bentuk nyata pelestarian budaya.tombak pusaka kanjeng Kyai Upas merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahunnya.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam mempersiapkan acara, termasuk para tokoh budaya, sesepuh, serta panitia.

“Berkat komitmen dan kepedulian bersama, tradisi Jamasan dapat terus berlangsung secara lestari hingga hari ini, sebagai bagian dari warisan budaya yang membanggakan dan memperkaya identitas Kabupaten Tulungagung,” ungkap Bupati.

selain untuk melestarikan adat tradisi, jamasan juga untuk membersihkan karat yang ada pada bagian mata tombak.

Bupati sunu menekankan pentingnya menjaga warisan leluhur. “Menyimpan dan menjaga apa yang pernah dimiliki para leluhur kita adalah sama seperti menjaga kehormatan negeri ini,” tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa pelaksanaan jamasan bertujuan untuk menghormati, menghargai, melestarikan, dan meningkatkan pemahaman masyarakat luas mengenai arti pentingnya nilai-nilai luhur sejarah dan budaya bangsa, serta relevansinya bagi kehidupan masa kini.

Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam prosesi jamasan, menurut Bupati, di antaranya adalah kebersamaan, ketelitian, gotong royong, dan religius.

Melalui kegiatan ini, diharapkan benda-benda pusaka atau peninggalan bersejarah yang dimiliki Kabupaten tulungagung dapat terawat dengan baik, sehingga bisa terus diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Baca Juga :  Polrestabes Surabaya Gulung 62 Pelaku Curanmor

“Ritual ini juga menjadi salah satu agenda budaya yang digelar setiap tahunnya dan sekaligus merupakan bentuk syukur kita semua,” ujarnya, Jumat (11/07/2025).

“Melalui ritual ini kita berharap semoga masyarakat Tulungagung bisa dijauhkan dari segala marabahaya dan Pemerintahan juga bisa berjalan lancar tanpa ada kendala,” ungkapnya.
.
Lebih lanjut Bupati mengatakan, adat tradisi jamasan ini juga sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak 2019 lalu.

Melalui kegiatan tersebut pihaknya berharap agar ritual seperti ini tetap bisa digelar tiap tahunnya sebagai bentuk pelestarian terhadap tradisi yang sudah ada.

“Semoga kedepannya kegiatan seperti ini bisa berlangsung dengan lebih baik. Dan ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk melestarikan tradisi jamasan tombak kyai upas, terlebih tombak ini merupakan pusaka Kabupaten Tulungagung,” lanjutnya.

Sementara itu menurut Ki Winarto selaku juru Jamas Tombak Kanjeng Kyai Upas, tombak tersebut merupakan pusaka peninggalan dari Ki Ageng Mangir, yang kemudian diwariskan kepada Bupati Tulungagung terdahulu dan diturunkan turun temurun hingga saat ini.

“Tombak pusaka kyai upas merupakan pusaka milik Ki Ageng Mangir, menantu raja Mataram dan setelah beliaunya  meninggal, tombak ini kemudian disimpan di pendopo Kanjengan Tulungagung. Dan pusaka ini punya sejarah dengan berdirinya Kabupaten Tulungagung,” ucap Ki Winarno.

Dikatakannya, ada 9 jenis air yang dipakai untuk melakukan jamasan yang kemudian dicampur dengan kembang 7 rupa.

“Ada sembilan jenis mata air yang digunakan untuk jamasan, diantaranya adalah air Sirah, tengah, buntut, tempuran kali, gotehan tebu, air kelapa, deresan pohon pisang raja dan deresan randu,” terangnya.( Hr)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini