Beranda Daerah

Derita Para Petani Tambak di Lamongan Dampak Banjir

Berharap Adanya Perhatian dan Bantuan Dari Pemerintah.

Suksesi Nasional, Lamongan-
Banjir di wilayah Kab.Lamongan masih terus berlangsung, dampaknya sangat dirasakan ditengah masyatakat, baik langsung maupun tidak langsung. Selain rumah warga, fasilitas umum pun tak lepas terdampak dari bencana banjir yang sudah menjadi musiman, tiap tahunya itu. Bahkan resep jitu untuk mengatasi banjir hingga saat ini belum ada solusi ampuh, meski Pemkab Lamongan sudah ekstra keras mengantisipasi bencana banjir. Banjir tahunan di Kab Lamongan, sudah menjadi langganan di sejumlah wilayah, utamanya kawasan bengawan jero, yakni, Kec. Glagah, Karangbinangun, Deket, Turi, Karanngeneng, dan Kec Kalitengah. Dikawasan itulah selain merendam rumah penduduk, akses jalan, dan fasilitas umum lainnya. Selain itu ribuan hektar area tambak, yang menjadi sumber utama perekonomian pun ikut terendam. Tak ayal kerugian dirasakan masyarakat, salah satu disektor pertanian (tambak).

Budiono petani tambak asal Desa Margoanyar, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan memgaku hanya bisa pasrah saat melihat beberapa lahan tambak miliknya yang tinggal menunggu hari untuk panen akhirnya diterjang banjir.
” Banjir yang sudah terjadi selama dua pekan lebih ini, membuat benih ikan yang sebelumnya ia ditebar menghilang dan bercampur dengan tambak lain. ironisnya lagi banyak ikan yang keluar ke sungai. Tidak sisanya ada apa tidak, kami hanya bisa pasrah, meski kami sudah berusaha dengan antisipasi memasang waring, ” kata petani yang mempunyai 6 area tambak itu.

Baca Juga :  Pak Yes Perintahkan Seluruh OPD Turun Bantu Banjir Bengawanjero

Disinggung terkait kerugian Budiono tidak bisa berkata banyak.
” Soal kerugian sangat banyak mas, biaya perawatan dan pembelian benih ikan menghabiskan dana Rp6 juta per area tambak. Saat banjir datang, ikan sudah berumur sekitar 1 bulan lebih, dan belum bisa untuk dipanen. Ya gak bisa kita selamatan lagi mas. Pasrah saja, mau diselamatkan seperti apa, air tiba-tiba naiknya begitu cepat dan hampir semua pematang tambak terendam banjir,” tambah Budiono, pada Suksesi Nasional, Jumat (7/1/2022).
Meski, lanjut Budiono, banjir telah menenggelamkan tambak miliknya itu, namun hingga sampai saat ini tidak ada bantuan dari pemerintah setempat. Baik bantuan ganti rugi maupun pemberian beni ikan. Dan petani tambak seperti dirinya pun harus menanggung kerugian sendiri akibat adanya banjir.
“Tidak ada mas, bantuan apa dari pemerintah, kalau sudah rugi seperti ini ya kita sendiri yang menanggung biaya operasi mulai dari beli benih ikan maupun pupuk serta ongkos pekerja dan kalau bisa rakyat kecil seperti kita ini dibantu. Pada hal itu lahan sewa dan menjadi sumber utama penghasilan saya. Makanya tiap hari saya jala siapa tahu, modal balik meski hanya sedikit. Saya berharap, ada perhatian dan bantuan dari Pemerintah baik pusat maupun daerah. Yang jelas modal itu dari modal pinjaman, dan biasanya usai tambak, kami perlu modal lagi untuk tanam padi, ,” pungkasnya mengeluh.

Baca Juga :  Peletakan Batu Pertama Kantor JATMAN Lamongan

Senada dikatakan Khotim, warga Desa Kemlagi Lor, Turi, mengatakan jika dampak banjir sangat merugikan masyarakat, utamanya kawasan bengawan jero.

” Banjir sangat merugikan masyarakat, rumah dan fasilitas umum terendam. Bahkan tambak-tambak warga pun terendam, akibatnya petani tambak mengalami kerugian. Meski para petambak memasang karin (waring), namun ikanya ambyar, mas, ” katanya pada Suksesi Nasional.
” Saya berharap pemerintah melakukan langkah yang baik agar bagaimana banjir itu tidak terjadi lagi kedepannya, minimal tidak sebesar ini banjirnya. Kami juga berharap pemerintah memberikan perhatian pada petani tambak, ya misalnya memnerikan bantuan kerugian pada petani tambak, ‘ harap petani usai memperbaiki jaring pengaman tambak.

Baca Juga :  Siapkan Generasi Pramuka Berkarakter

Sementara itu dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Perikanan Tri Wahyudi mengakui jika tidak ada asuransi untuk petani tambak.
” Asuransi terhadap petani tambak di 6 kecamatan yang tambaknya kebanjiran itu tidak ada. Karena memang tidak adanya kerjasama antara pemerintah dan pihak asuransi. Meski begitu di tahun 2021 sebelumnya pemerintah pusat telah memberikan bantuan sebanyak 11 juta benih.

“Ya memang tidak ada asuransinya mas, ya mungkin pertimbangan dari pihak asuransi kenapa tidak mau bekerja sama, mungkin karena profit atau keuntungan. Tapi kedepannya kita akan berusaha mengandeng pihak-pihak asuransi,” jelasnya.

Lebih lanjut Tri Wahyudi mengatakan, saat ini terdapat 5.944,4 hektare tambak milik ratusan petani tambak yang tersebar di 6 Kecamata di Lamongan ya g terendam banjir. Sementara total kerugian akibat bencana banjir tersebut mencapai Rp34,073,40 miliar. Jumlah ini, kata Tri Wahyudi naik sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Ya upaya pemerintah dan juga kita tentu terus melakukan pompa air yang ada di sungai koro sana teeus disedot sehingga ketinggian debit air bisa turun dan harapan kami semoga banjir cepat surut dan aktivitas masyarakat kembali normal,” pungkasnya.(rul)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini