Suksesi Nasional, Tulungagung – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung Jawa Timur hingga saat ini masih terus melakukan giat vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK) dan LSD terhadap hewan ternak.
Dari pantauan awak media, sampai saat ini penyakit mulut dan kuku (PMK) dalam status terkendali, meskipun masih ada laporan kejadian PMK namun sifatnya sporadis dan segera bisa di sembuhkan dengan pengobatan, tutur Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung Ir.Mulyanto,SPT.MM melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan Drh.Tutus Sumariyani.MM, Rabu (31/05/23).
Tutus menambahkan giat vaksinasi PMK terhadap ternak rentan PMK terus dilaksanakan oleh petugas Dinas Peternakan dan kesehatan hewan kabupaten Tulungagung di 19 Kecamatan. Adapun capaian hasil vaksinasi PMK sampai dengan tanggal 25 Mei 2023 vaksin 1 mencapai 110.972 ekor sapi, vaksin 2 19 478 dan booster 28 641 dengan jumlah 159.091 ekor sapi, ungkapnya
Masih kata Tutus, penyebaran penyakit Lumphy skin disease di Kabupaten Tulungagung sampai bulan Mei semakin masif dan menyebar merata di 18 kecamatan di Kabupaten Tulungagung yang dilaporkan tertular LSD, tetapi Tutus menerangkan bahwa daging dari sapi yang terjangkit wabah/penyakit LSD (lumpy skin disease) aman untuk dikonsumsi manusia, namun memiliki kadar nutrisi rendah.
“Daging sapi yang terkena LSD aman untuk dikonsumsi. Tapi kami tetap tidak menyarankan (untuk dikonsumsi), mengingat nutrisinya tak setinggi daging sapi sehat,” kata Tutus.
Penjelasan dan pemahaman itu dirasa perlu untuk disosialisasikan ke masyarakat, agar tidak terjadi kepanikan.
Langkah mitigasi lain kini juga aktif dilakukan petugas peternakan, di antaranya dengan larangan memperjualbelikan daging sapi terjangkit LSD, vaksinasi, pemberian desinfektan, multivitamin dan antibiotik yang diberikan kepada setiap pedagang sapi.
Tutus melanjutkan, puluhan sapi itu sudah diobati dengan pemberian multivitamin dan antibiotik. LSD meski menular, tak sebahaya PMK (penyakit mulut dan kuku).
Meski demikian pihaknya tetap mewaspadai penyebaran LSD, sebab penularannya yang tergolong cepat.
“Dari pengobatan yang dilakukan, dari 181 yang terjangkit, 164 dinyatakan sembuh, 18 masih sakit dan 1 ekor potong paksa,” katanya.
Pengobatan pada sapi yang terkena LSD dilakukan selama dua pekan. Sapi diberikan suntikan 4 kali, dengan selang 3 hari tiap suntikan.
Sapi yang terkena LSD biasanya akan mengalami demam, muncul benjolan pada tubuh dan berkurang nafsu makannya.
Selain itu pihaknya juga sudah melakukan pengawasan ketat terhadap rumah potong hewan agar tak menyembelih sapi yang terkena LSD.
Tutus menjelaskan LSD meski menular, tak sebahaya PMK (penyakit mulut dan kuku).
Meski demikian pihaknya tetap mewaspadai penyebaran LSD, sebab penularannya yang tergolong cepat. pungkasnya (als/har)