Beranda Headline

Makna Suci dalam Bulan Ramadan

Makna Bulan Suci Ramadan (Suksesi Nasional.com// M.Rusdi)

Suksesi Nasional, SURABAYA – Bulan Ramadan merupakan bulan kesembilan dalam hitungan tahun Hijriah. Bulan puasa terjadi sekali dalam setahun.

Di bulan suci Ramadan ini banyak keistimewaan di dalamnya. Contohnya, ketika kita menyambutnya dengan riang gembira, maka Allah akan memberikan ganjaran yang sangat fantastis untuk dihadiahkan pada kita, yaitu diharamkannya api neraka untuk tubuh kita.

Lantas bagaimana dengan orang-orang yang akan melakukan puasa itu sendiri?

Apa keistimewaan yang akan didapatkan?

Yang pasti lebih dari hal itu. Sebab, Allah sendirilah yang akan memberikan pahala pada orang yang mengerjakan puasa.

Nah! Di sini saya akan sedikit memberikan pandangan tentang kata suci yang mengacu pada judul di atas.

Kata suci menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bermakna: 1) bersih (dalam arti keagamaan, seperti tidak kena najis, selesai mandi); 2) bebas dari dosa, bebas dari cela, bebas dari noda, maksum; 3) keramat; 4) murni (tentang hati, batin).

Baca Juga :  Ponpes Suryalaya Sumenep Adakan Bimbingan Tajwid, Fashohah & tilawah 1444 H / 2023 M

Dari pemaknaan tersebut, saya dapat menarik satu gagasan bahwa suci dalam pandangan bulan Ramadan ini adalah waktu yang tepat untuk menyucikan lahir batin.

Penyucian tersebut sebenarnya Allah telah membukanya sebulan sebelum pelaksanaan puasa. Tepatnya dimulai pada bulan Syakban.

Jika kita lihat dari peristiwa bulan Syakban, Allah menginginkan kita semua benar-benar terbebas dari dosa yang telah tercatat selama kurun waktu satu tahun.

Sebelum catatan tersebut disetor atau dikumpulkan kembali oleh malaikat pencatat amal, kita dianjurkan untuk meminta maaf, baik kepada Tuhan Sang Pencipta dan juga kepada orang-orang yang di sekitar kita, dekat ataupun yang jauh.

Kita  teringat dengan konsep ”suci” dari penduduk yang ada di salah satu Pulau ujung timur Madura  sewaktu singgah di sana.

Baca Juga :  Kabupaten Sampang Satu - Satunya Wilayah Jatim yang Terapkan PPKM Level 2

Di depan rumah mereka dipasang satu wadah yang berisi air untuk membersihkan kaki ketika akan menginjakkan kaki ke dalam rumah.

Wadah yang dikenal dengan sebutan ”peddasan” itu merupakan sebuah praktik kearifan lokal.

Hal ini mengajarkan pada kita konsep pembersihan atau penyucian diri agar bisa merasa nyaman saat berada di dalam rumah sebagai tempat tinggal.

Tentu hal itu bukan semata-mata wadah yang disiapkan untuk membersihkan kaki dari kotoran yang menempel, tidak.

Sebab, sejatinya konsep tentang suci di sini merupakan implementasi dari keimanan yang dianut dalam agama kita. Ada hadis yang berbunyi annadlafatu minal iman.

Ada banyak yang menentang bahwa konsep tersebut bukan termasuk hadis. Dalam tulisan ini saya tidak mau membahas secara mendalam.

Baca Juga :  Akses Jalan Penunjang Wisata Menjadi Program Prioritas Kabupaten Magetan

Dalam pandangan saya, mengenai kata suci artinya harus berada dalam keadaan bersih/suci untuk bisa memasuki rumah.

Jika ada hal kecil yang membuat tubuh kita kotor setelah beraktivitas di luar rumah, dapat dipastikan tidak akan merasa nyaman masuk ke dalam rumah.

Ada pengaruh yang tidak baik untuk kita sendiri atau juga penghuni rumah yang lain.

Maka dari itu, pembersihan dan penyucian itu sangat penting untuk dilakukan sebelum memasuki rumah.

Apalagi untuk masuk ke rumah yang kekal (sebut saja akhirat), maka tidak boleh ada satu kesalahan/dosa sekecil apa pun yang ada pada diri kita. (rus)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini