Beranda Headline

“Sinergi Perhutani dan Muspika Jamin Keamanan Pesanggem LMDH di Kawasan Hutan”

Suksesinasional.com Jombang – Perhutani KPH Jombang bersama jajaran muspika terus menjalin kebersamaan dan pendekatan kepada para pesanggem yang tinggal dan beraktivitas di dalam kawasan hutan. Upaya ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan anggota LMDH Andika Wana Lestari yang tinggal di wilayah hutan BKPH Jabung, tepatnya di Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam, yang berbatasan langsung dengan Desa Lebak Jabung, Jatirejo, Mojokerto. Kunjungan dan pembinaan dilakukan pada Rabu (03/12).

Di balik kondisi hutan yang kini semakin hijau, tersimpan cerita panjang mengenai masa sulit pada tahun 1998–1999 ketika penjarahan besar-besaran membuat hutan Lebak Jabung menjadi gundul. Pada tahun 2000, Perhutani membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menjadi pesanggem melalui sistem tumpangsari. Saat itu ada 15 kepala keluarga yang datang dari berbagai daerah karena minimnya penggarap lokal setelah kondisi hutan rusak. Namun seiring berjalannya waktu, sebagian kembali ke daerah masing-masing, terutama ke Nganjuk, dan yang bertahan tinggal hanya beberapa keluarga saja.

Para pesanggem yang masih bertahan mendirikan gubuk sederhana sebagai tempat singgah dan istirahat. Gubuk itu juga menjadi tempat untuk mengawasi ladang mereka dari gangguan babi hutan, kera, dan hewan liar lainnya, sekaligus memudahkan mereka ikut bekerja dalam berbagai kegiatan Perhutani, terutama saat ada penanaman atau pekerjaan hutan lainnya.

Administratur Perhutani KPH Jombang, Enny Handayani, menyampaikan apresiasinya kepada muspika dan berbagai pihak yang selama ini ikut peduli terhadap keberadaan para pesanggem. Ia menjelaskan bahwa para pesanggem yang sudah 25 tahun tinggal di sekitar Magersari Watu Seno dan Gua Anggaswesi memiliki peran besar dalam membantu menjaga kondisi hutan tetap lestari hingga sekarang.

Menurut Enny, keuletan dan kesabaran para pesanggem menjadi contoh penting bagi banyak orang. Mereka menjalani kehidupan sederhana jauh dari perkotaan, mencari rezeki melalui bercocok tanam, sekaligus tetap peduli menjaga lingkungan. Apa yang mereka lakukan adalah bentuk rasa syukur dan tanggung jawab terhadap alam. Enny juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh pesanggem di Lebak Jabung yang terus aktif berperan dalam menjaga kelestarian hutan. Ia berharap segala kebaikan dan usaha yang dilakukan para pesanggem menjadi berkah bagi keluarga masing-masing.

Salah satu pesanggem, Sakri, mewakili rekan lainnya menyampaikan terima kasih kepada Perhutani karena telah membuat mereka bisa bekerja dan mencari penghidupan sejak tahun 2000. Ia menceritakan bagaimana mereka dulu masuk hutan setelah penjarahan besar terjadi pada 1999, kemudian mulai membuka lahan tumpangsari dan ikut dalam kegiatan Perhutani, terutama penanaman tanaman kehutanan.

Baca Juga :  Polda Jatim Gelar Sholat Idul Fitri - 1446 H

Sakri menjelaskan bahwa gubuk mereka bersifat sementara karena berada di kawasan hutan negara. Gubuk itu dibuat seadanya dari bambu dengan lantai tanah dan tanpa listrik. Meski sederhana, yang penting mereka bisa beristirahat, berteduh, dan tenang setelah selesai bekerja di ladang. Selain itu, lokasi tersebut sering menjadi tempat singgah bagi petugas Perhutani, muspika, masyarakat umum, hingga pengunjung Gua Anggaswesi yang mencari ketenangan atau melakukan ritual di sana.

Di jalur menuju Gua Anggaswesi terdapat tiga gubuk yang ditempati tiga kepala keluarga. Sementara satu gubuk lagi saat ini sedang dibangun secara gotong-royong oleh LMDH, Perhutani, dan muspika untuk ditempati Darmadi, agar ia tetap bisa menjadi pesanggem sekaligus menjaga gua dari kunjungan masyarakat.

Berikut ini beberapa pesanggem yang masih menempati kawasan hutan Lebak Jabung:

1. Sakri, 76 tahun, lahir di Jombang, tinggal di Desa Sumberjo. Gubuknya berada di Petak 33 F RPH Sumberjo.

2. Zaini, 50 tahun, lahir di Nganjuk, alamat di Desa Margopatut. Gubuknya berada di Petak 57 D RPH Lebak Jabung.

3. Saelan, 65 tahun, lahir di Nganjuk, juga tinggal di Desa Margopatut. Gubuknya berada di Petak 57 D RPH Lebak Jabung.

4. Darmadi, 68 tahun, asal Boyolali. Saat ini beristirahat sementara di Gua Anggaswesi sambil menunggu gubuk baru selesai dibangun di sekitar gua, tepatnya di Petak 37 F RPH Sumberjo.

Untuk menjaga keberlangsungan kegiatan pesanggem dan kelestarian hutan, Perhutani menjalin kolaborasi dengan tiga muspika sekaligus, yakni Muspika Wonosalam (Jombang), Muspika Jatirejo (Mojokerto), dan Muspika Trowulan (Mojokerto). Akses tercepat ke Magersari Watu Seno dan Gua Anggaswesi adalah melalui Desa Lebak Jabung, dekat Petilasan Gajah Mada, lalu lurus ke arah selatan memasuki hutan.

Dengan sinergi yang terus dibangun, Perhutani berharap kegiatan pesanggem berjalan baik, hutan tetap terjaga, dan masyarakat yang menggantungkan hidup pada kawasan itu dapat terus mendapatkan manfaat secara berkelanjutan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini