Suksesi Nasional Tulungagung – Sejumlah sekolah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sejak Kamis (9/9). Para siswa secara bergiliran belajar di dalam kelas dan daring.
Salah satu sekolah yang mulai menggelar PTM terbatas di Kabupaten Tulungagung yakni Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Campurdarat. “Sesuai dengan instruksi dari Dinas Pendidikan, sekolah kami mulai mengelar pembelajaran tatap muka terbatas yang di mulai hari Kamis kemarin (09/09/21),” kata Kepala sekolah SMPN 1 Campurdarat Drs,Nuzulul Hariyanto,MM, Senin (13/9).
Nuzul panggilan akrab kepala sekolah mengungkapkan bahwa sebelum PTM terbatas dilakukan, sekolah diharuskan membuat prosedur operasional standar, melengkapi sarana prasarana, hingga menyemprot ruangan kelas dengan disinfektan. Hal itu dilakukan untuk menjamin kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan para siswa.
Nuzul menjelaskan untuk PTM ini dibatasi 25 persen siswa. Sisanya mengikuti PJJ (pembelajaran jarak jauh). PTM dilakukan selama 2 jam, selepas mengikuti PTM disambung lagi dengan PJJ, “Selepas sekolah daring lagi, 2 jam itu kurang efektif” kata Nuzul.
Masih menurut Nuzul yang pernah menjabat kepala sekolah SMPN 1 Tangunggunung, PTM juga bertujuan untuk merekatkan lagi hubungan antar siswa, karena siswa dan guru setelah hampir 1,5 tahun tidak bertemu.
Dalam PTM kali ini para siswa yang masuk sekolah harus mendapatkan izin dari orang tua masing-masing. Meski demikian, pihaknya tidak memaksa orang tua. Jika dirasa kurang yakin maka orang tua bisa memilih opsi pembelajaran jarak jauh atau daring
“Yang baru sakit atau yang baru kena (covid-19), kami memberi kebebasan pada wali murid untuk mengijinkan ikut atau tidak,” terangnya.
Dalam PTM, siswa membawa bekal dari rumah, karena kantin sekolah ditutup. Siswa diwajibkan menerapkan protokol kesehatan selama berada di sekolah.
Sekolah telah menyiapkan skema dan sistem pembelajaran tatap muka yang relatif aman dari potensi penyebaran COVID-19, mulai dari penyiapan perlengkapan cuci tangan, pengukur suhu sebelum masuk sekolah, hingga pengaturan tempat duduk siswa di setiap ruang kelas. “Persiapan sudah bagus, jaraknya sudah ditata sehingga siswa tidak kontak langsung dengan lainnya,” ujar Nuzul.
Di samping itu, Nuzul menyatakan, bahwa petugas juga akan mensterilkan ruangan kelas dengan cairan disinfektan sebelum dan sesudah digunakan. Bahkan, tempat cuci tangan juga telah tersedia di masing-masing luar ruangan kelas. Sehingga, setiap peserta didik dapat membersihkan tangan mereka terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang kelas.
“Di dalam kelas kami juga sediakan hand sanitizer. Kemudian kami tata kursi dan mejanya agar mereka menjaga jarak satu sama lain. Jalur masuk dan keluar pun kami bedakan,” paparnya.
Ia juga menjelaskan, selain kesiapan sarana dan prasarana, para guru yang akan menjalankan pembelajaran tatap muka juga telah mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Tak hanya menyiapkan sarpras pendukung PTM, sebab pihaknya juga menyediakan pembelajaran melalui daring. Artinya, proses pembelajaran ini dilaksanakan secara hybrid. Sehingga, murid yang tidak mengikuti PTM, dapat mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung melalui daring.
Nanti tidak ada waktu istirahat, jadi anak-anak akan tetap di kelas, untuk menghindari terjadinya kerumunan saat jam pulang sekolah, pihaknya juga mengimbau kepada para murid agar tetap berada di dalam kelas hingga orang tuanya datang menjemput.
“Petugas keamanan sekolah yang berjaga di depan gerbang sekolah akan menginformasikan kepada wali murid yang menjemput putra-putrinya untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan jangan sampai terjadi kerumunan,” pungkasnya.( Al/har)