Suksesi Nasional.com, MAGETAN – Tanggapan Bupati Lira Magetan tentang budaya adat bersih desa. Budaya tradisional yang masih hidup dan selalu di lestarikan wajib kita uri-uri bersama, Budaya ini merupakan peninggalan leluhur juga sebagai upacara adat istiadat persembahan sesaji pada perdanyangan
Hal ini di percayai oleh masyarakat Jawa Timur sebagai sedekah bumi atau bersih desa, Konon ceritanya sedekah bumi di percayai oleh warga masyarakat untuk ritual pembersihan desa
Cerita ini merupakan sejarah kuno dari nenek moyang yang di yakini oleh masyarakat sebagai upacara adat, dimana masyarakat mempersembahkan sesaji berupa hasil bumi (panen) dan meruat tempat petilasan yang perjuangkan desa (cikal bakal yang babat alas di jadikan desa)
Kebanyakan di sebuah bersih desa di warnai tari tayub atau khasnya tari gambyong sebagai hiburan dan mempererat tali silaturahmi antar sesama
Saat upacara berlangsung sebelumnya melakukan berdoa bersama yang di tujukan pada arwah para leluhur, Saya sangat bangga dan mengapresiasi masyarakat yang masih perduli juga nguri-nguri peninggalan leluhur
Kalau tradisi ini merupakan sejarah jangan di kait – kaitkan dengan ke agamaan, sebab dimana masyarakat juga melakukan berdoa bersama sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, mereka berharap pada doanya agar desa di jauhkan dari pagebluk
Kalau menurut saya budaya adat istiadat sedekah bumi atau bersih desa ini harus selalu di lestarikan. Saya melihat saat seni budaya tari gambyong identik orang tua kemana generasi muda.
Seharusnya generasi Muda harus bisa menjadi penerus untuk tari gambyong ini,Pemuda harus jadi pelopor demi kemajuan, ujung tombak kemajuan suatu negara di pundak pemuda “Pungkas Sofyan (mar)
