Beranda Headline

HUT RI Ke – 79, Warga RW 08 Kelurahan Kepatihan Gelar Malam Tirakatan & Doa Bersama

 

Suksesi Nasional, TULUNGAGUNG – Dalam rangka Memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 79, warga RW 08 Kelurahan Kepatihan Tulungagung mengadakan malam tasyakuran / tirakatan pada 17 Agustus – 2024.

Acara dihadiri oleh Ketua RW 08 dan seluruh Ketua RT 01- 05 , tokoh masyarakat, dan sejumlah warga setempat Jumat  (16/08/2024) malam.

Ketua RW 08 Supriyanto menyampaikan tema kegiatan malam ini yakni mengaplikasikan pesan almarhum Jendral Sudirman, bahwa Tak ada kemenangan atau kemajuan Tanpa ada Persatuan,.

Warga Kelurahan Kepatihan Saat Gelar Tirakatan dan Doa Bersama Peringati HUT RI ke – 79

Tak mungkin ada persatuan tanpa kebersamaan dan semangat silaturahim sekaligus memotivasi masyarakat untuk lebih memupuk rasa persatuan dan kesatuan dengan lebih meningkatkan kebersamaan dengan silaturahim,” ungkapnya.

Baca Juga :  Safari Ramadhan di Mantewe, Bupati Tanbu Berikan Bantuan kepada Anak Tahfidz Al-Qur'an & Marbot Masjid

Rangkaian kegiatan acara di wilayah RW 08 dimulai pada hari Jum’at (16/08/2024) terpusat di RT 08 bertempat di halaman parkir masjid al-Muslimun.

Pada kesemapatan itu, pantia juga membagikan hadiah douprise kepada warga 08 yang hadir.

Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan kehidupan antar warga bisa guyub rukun dalam menggiatkan program – program RW untuk merubah lebih baik,”  imbuhnya.

Supriyanto selaku ketua panitia kegiatan menyampaikan bahwa acara Tirakatan atau tasyakuran malam hari ini yang dimulai pukul 20.00 WIB dengan agenda kegiatan diantaranya, menyanyikan Indonesia Raya dan hari merdeka, tahlil atau kirim do’a untuk pahlawan Kemerdekaan yang gugur.

Kamudian penyampaian sejarah uraian singkat tentang perjuangan NKRI, kemudian dipanjutkan  potong tumpeng dan do’a bersama.

Baca Juga :  Irwasum Polri Cek Pengamanan Tempat Ibadah di Surabaya

Supriyanto juga menyampaikan harapan dengan kegiatan pada malam ini dapat menginspirasi Warga dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga tidak melupakan sejarah para pendahulunya dan cinta pada nusa dan bangsa.

Sehingga dalam praktenya bisa serasi seiring sejalan dengan cita cita para leluhur, bersatu berdulat adil dan makmur berdasarkan Pancacila sebagai falsafah pemersatu Blbangsa,” katanya.(HR)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini