Beranda Headline

Kasus Pengeroyokan Wartawan , Ketua Komunitas Joker Surabaya Angkat Bicara

Suksesi Nasional, Surabaya – Aksi pengeroyokan terhadap lima orang wartawan yang sedang melaksanakan tugas jurnalistik tekait penyegelan Diskotik Ibiza dijalan Simpang Dukuh Surabaya pada Jum’at  (20/01/2023) pukul 14:00 Wib.

Ketua Komunitas Jurnalis Online Kemitraan Rakyat (Joker) Surabaya Amri Pamungkas angkat bicara. Pria berkaca mata itu mendesak pihak kepolisian segera menindaklanjuti belasan orang berpakaian preman mengeroyok lima orang wartawan segera ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku..
 
Kasus kekerasan terhadap jurnalis di Kota Pahlawan tidak boleh terjadi, yang mana Kota Surabaya dikenal sebagai kota yang aman kondusif dalam segala hal apapun, termasuk penyakit masyarakat.

Lha.. pengeroyokan wartawan ini terjadi di Kota Surabaya. Sudah jelas di dalam Undang-undang pers tertulis siapapun tidak boleh menghalanginya. Apalagi ini sampai melakukan pengeroyokan terhadap wartawan,” kata Amri.

Dengan adanya kejadian ini, Amri berharap agar pihak kepolisian, khususnya Polrestabes Surabaya untuk segera menangkap para pelaku pengeroyokan wartawan.

“Segera tangkap para pelaku pengeroyokan. Ini negara hukum, disini polisi harus bergerak cepat untuk menindaknya. Supaya kejadian ini tidak terulang lagi pada rekan-rekan wartawan lain dimana pun,” tegas Amri kepada awak media Minggu (22/01/2023).

Baca Juga :  4.253 Personel Amankan Laga Persebaya VS Arema FC

Sebelumnya, lima orang wartawan yang jadi korban pengeroyokan premanisme adalah Firman dari Inews, Angga dari Beritajatim.com, Rofik dari LensaIndonesia.com, Ali Fotografer Inews dan  Didik Fotografer Antara mendatangi SPKT Polrestabes Surabaya, tidak lain untuk melaporkan kejadian yang menimpa mereka di Jl Simpang Dukuh Surabaya.

Didalam Surat Laporan Nomor: TBL/B/89 /I/2023/SPKT/Polrestabes Surabaya/Polda Jatim. Belasan Preman tersebut dikenakan Pasal 8 UU nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, Pasal 170 KUHP dan Pasal 351 KUHP, lima korban pengeroyokan berharap polisi segera menindaklanjutinya.

Saat ditemui di halaman SPKT Polrestabes Surabaya, usai melaporkan kejadian tersebut. Salah satu korban, bernama Rofik dari Media online Lensaindonesia.com mengaku bahwa dirinya bersama 4 rekannya wartawan di keroyok, lantaran adanya dugaan provokator yang dilakukan oleh seorang wanita. Hingga memancing belasan preman untuk mengeroyok dan menganiaya wartawan tersebut.

“Bermula saat itu ada seorang perempuan yang tidak diketahui identitasnya, meminta saya untuk naik ke lantai lima. Perempuan itu berbicara dengan nada  tinggi. Bilang katanya disuruh naik dipanggil Wahyu, gak tau Wahyu Siapa, dia ngomong dengan nada tinggi dan merendahkan,” aku Rofik, Jumat (20/1/2023) malam.

Baca Juga :  PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Lakukan Pemotongan Hewan Kurban di RPH Surabaya

Lantaran tidak merasa ada hubungan dengan seorang yang bernama Wahyu, Rofik pun menolak. Ia hanya ingin mewawancarai dinas terkait, soal penyegelan diskotik. Saat itu lah, ketika berada di Loby gedung, ia dihampiri oleh beberapa orang yang tidak dikenal. Rofik mengenal dari mereka adalah anggota Ormas.

“Salah satu pernah ada yang menelepon saya kalau dia itu Ormas, pernah bertemu dengan saya, tiga orang turun, lima orang turun sampai beberapa orang,” terangnya.

Karena gak ada hubungan dengan mereka, Rofik pun enggan meresponnya. Dan Rofik pergi ke sebuah warung. Tiba-tiba perempuan yang meminta Rofik naik ke lantai lima, datang kembali dan bicara dengan nada tinggi serta memutar balikkan fakta.

“Orang-orang yang dari loby tadi datang, ada lebih dari sepuluh orang, setelah sempat berargumentasi, ada yang mengaku suaminya perempuan itu, lalu, belasan pria berbaju preman itu pun memukul saya. Kalau yang ngeroyok saya itu lebih dari empat orang,” tambah Rofik.

Akibat pengeroyokan tersebut, Rofik mengalami pemukulan di bagian kepala sebelah telinga, rahang, bahu, sikut dan rusuk berkali kali. Bahkan dirinya juga sempat dipukul kursi.

Baca Juga :  Halal Bihalal DWP Digelar Secara Virtual

Sementara, saat kejadian pengeroyokan  sempat didokumentasikan oleh Fotografer Antara, Didik yang juga ada di TKP. Namun, para pelaku juga menghalangi Didik dan di kepruk helm.

Saat beberapa rekan seprofesi mencoba melerai yaitu Angga, Firman dan Ali pun untuk hendak melerai. Namun, mereka turut menjadi korban pemukulan. “Mereka melerai, tapi saya lihat ada yang kena pukul,” jelas Rofik.

Selain di Hajar bulan-bulanan, preman tersebut tetap menahan dua motor dari lima jurnalis itu. Saat ini, para korban menjalani visum, saat melaporkan kejadian ini ke SPKT Polrestabes Surabaya.

Dengan adanya laporan polisi, Rofik dan kawan-kawan berharap di tindaklanjuti oleh pihak kepolisian.

“Kami berharap hal ini segera di respon oleh pihak kepolisian. Kita ikuti alur prosedur hukum yang berlaku. Semoga ada tindak lanjut pihak kepolisian, biar hal ini tidak sampai terulang kembali ke rekan seprofesi kita yang lain,” pungkas Rofik.

Terpisah, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana membenarkan bahwa adanya kabar pelaporan tersebut. Yang diterima oleh anggotanya.

“Nah ini kan tadi mereka menginformasikan, sedang laporan di Polrestabes, saya minta didampingi Resmob,” terang AKBP Mirzal.(rus)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini