Beranda Headline

Kuliner Pinggir Bengawan, Habiskan 1 Kwintal Ikan Conggah Beromzet Puluhan Juta

Suksesi Nasional, Lamongan-
Bukan Kab Lamongan namanya, jika tidak dibilang kota wisata kuliner. Berbagai ragam kuliner telah mengangkat nama Lamongan dengan aneka resep masakan. Terbarunya di desa Jatirenggo, Kec Glagah, Kab Lamongan, viral dengan salah satu nama ” Kuliner Pinggir Bengawan”. Wisata kuliner yang di kelolah Pemdes setempat tersebut mampu menjadi perhatian publik, dan menjadi buruan penggemar kuliner.
Meskipun baru beberapa bulan mulai dirintis, dan letaknya dipelosok, namun banyak didatangi wisatawan loka dan luar daerah, hingga luar pulau yakni propinsi Lampung.

Bahkan dengan konsep masakan Ndeso (Desa), wisata kuliner tersebut sempat menarik pengusaha untuk diajak bermitra. Untuk memanjakan lidah penggemar kuliner, ada beberapa menu yang siap disajikan, diantaranya, menu kelan Conggah, sejenis udang gala air tawar, keting, bothok mangut, belut rica dan penyet , gurami dan lodeh kuthuk. Sebagai pelengkap sajian tersedia juga berbagai minuman, yakni es dawet tradional, wedang kuwuh dan lain-lain. Namun saat ini yang saat ini yang menjadi trend center adalah menu kelan udang galah (lobster) air tawar. Meskipun bukanya di hari sabtu-minggu, kuliner pinggir bengawan tersebut menghabiskan puluhan kilogram conggah bahkan tembus sampai 1 kuintal lebih, tiap operasional. Bahkan omzetnya mencapai jutaan hingga puluhan juta rupiah.
Menurut Hj.Solekhah pengaku tahu ada wisata kuliner ini dari Medsos.
” Kami penasaran, dan datang bersama anggota keluarga saya. Menunya mantap, apalagi ikan conggah ini, kami puas, rasanya mantap sekali, ditambah lagi suasananya nyaman kental dengan suasana desanya. Soal harga tidak masalah, yang penting puas, tapi saya rasa harganya juga terjangkau mas. Kurang lebih habis 200 ribu, kami semua puas, insyaallah kami datang lagi, sekalian jalan-jalan,’ kata pengunjung kuliner, dengan logat Madura itu.
Sementara itu Tri Deasy Kusuma Ning Ayu mengatakan, jika kuliner pinggir bengawan ini terinspirasi berbagai hal.
” Ya bagaimana caranya orang mengenal desa meski dipelosok, dimana biasanya orang sudah jenuh dengan kota. Makanya konsep kuliner ini kami perkenalkan dengan suasana ndesonya (desa), makanya menu masakan, gubuk pengunjung, dan lokasinya kental sekali dengan nuansa desa, ” kata Kades Jatirenggo.
” Meskipun satu setengah bulan buka, Alhamdulillah langsung lancar dan semua sudah tahu. Awalnya saya berfikir, saya punya 18 warga di dusun Kalanganyar yang saya perhatikan dan mandsetnya beda dengan yang lain didesa Jatirenggo. Untuk itu nantinya jika saya purna tugas warga bisa mandiri. Dengan adanya kuliner ini warga setempat ikut dampak positifnya, kami perdayakan warga pencari ikan kami tampung penjualanya, bahkan ada pemasukan dari lahan parkir juga, ‘tambah pelopor kuliner pinggir bengawan tersebut.
Disinggung terkait omzet Deasy mengatakan jika lumayan besar.
” Mulai buka rata-rata omzetnya 8-22 juta, bahkan pernah 25 juta, ya saat ini boleh dibilang rata 12-18 juta. Dari hasil ini, bisa untuk membantu warga sekitar. Untuk ikan conggah sendiri, kami dapat pasokan dari warga sekitar pencari ikan di bengawan dan budi daya tambak warga, dengan harga 135-155 ribu, perkilonya. Trend center sementara bagi pengunjung adalah menu kelan conggah, perporsinya bervariasi, ada 35 ribu, 45, 50, 75 dan 150 robu perporsinya, ,” terangnya.
” Kami buka hanya hari sabtu dan minggu saja, mulai pukul 08-16, karena disini semua pekerja juga, ada mahasiswa, ada yangbkerja dikantoran, dan saya sendiri juga setiap harinya di kantor desa. Untuk ikan conggah rata-rata menghabiskan sekitar 30 kg lebih, pernah menghabiskan 1 kuintal, ya tergantung saja, biasanya ada yang sudah memesan” pungkas Kades Jatirenggo, turut melayani lansung.
Terpisah Dr, Yuhronur Efendi jika Pemkab Lamongan sangat mengapresiasi setiap usaha yang sifatnya dikelolah bersama, termasuk kuliner pinggir bengawan.
” Sebagaimana program Pemkab Lamongan, lamongan bangkit, perekonomian bangkit, baik lewat UMKM dan usaha-usaha kuliner di Lamongan. Pemkab lamongan juga mencetuskan program mencintai produk lokal, dan untuk kuliner pemkab Lamongan juga melakukan beberapa gerakan diantaranya, ayo jajan dan ayo ditumbasi,” kata Bupati Lamongan.
Disinggung terkait kuliner pinggir bengawan Bupati Lamongan mengaku sangat mengapresiasi.
” Kami beserta jajaran pernah melihat dan mencicipi langsung kuliner tersebut, dan mantap betul cita rasanya, terlebih ikan conggahnya. Kami berharap dengan adanya wisata kuliner tersebut bisa mengangkat perekonomian warga sekitarnya, dan berdampak positif, minimal bisa membantu warga. Kami juga berharap wisata kuliner pinggir bengawan ini bisa menjadi inspirasi desa-desa lainnya, sebagaimana prospek mading setiap desa kedepannya, ” pungkas Bupati Yes.(rul)

Baca Juga :  Satreskrim Polres Lamongan Bekuk Komplotan Spesialis Pembobol Alfamart & Curanmor

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini