Suksesi Nasional, Lamongan —
Kirab Pataka Lambang Daerah dan Pasamuan Agung sebagai Puncak Hari Jadi Lamongan (HJL) ke 454 disambut meriah masyarakat di Kota Lamongan Jawa Timur Jumat (26/05/2023) sore.
Sebelumnya, pembukaan selubung Pataka Lambang Daerah Lamongan dan pemasangan Oncer Sesanti oleh Ketua DPRD Lamongan Abdul Ghofur, dilanjutkan dengan upacara penyerahan Pataka kepada Bupati Lamongan Yuhronur Efendi di halaman Gedung DPRD Lamongan yang kemudian diarak keliling kota.
Sedikitnya 9 kereta kuda disiapkan pada Kirab Pataka Lambang Daerah untuk dinaiki oleh Bupati, Ketua DPRD, Wabup dan jajaran Forkopimda, serta 17 bis tayo yang membawa kepala OPD, Camat, Lurah se-Kecamatan Lamongan juga komunitas seniman bersiap dalam iring-iringan kirab melalui rute yang sudah ditentukan menuju Pendopo Lokatantra yang disambut berbagai penampilan kesenian tradisional seperti jaran jenggo, barongsai, hadrah, angklung, reog, akustik, jaranan hingga jidor menjadi suguhan atraktif menyambut iring-iringan di 24 titik simpul jalan yang mampu menarik antusias warga masyarakat untuk turut menyaksikannya.
Sesampainya di Pendopo Lokatantra, dilakukan prosesi Upacara Pasamuan Agung untuk menyemayamkan Lambang Daerah Lamongan. Diawali dengan Tari Adara Purwa atau Tari Pangayubagya, yakni tari khas Kabupaten Lamongan yang berakar dan berbijak dari karya lokal jenius yang sudah ada, yakni Tari Kiprah Balun dan Tari Muji Sesanti.
Setelah Tarian Adara Purwa untuk penyambutan tamu, dilanjutkan Sendratari Mahapralaya Airlangga yang mengisahkan tentang Kejayaan Lamongan di masa Sri Maharaja Airlangga. Bahkan sisa-sisa kejayaannya hingga sekarang masih ada yang dibuktikan dengan Candi Pataan yang ada di Desa Pataan Kecamatan Sambeng.
Disampaikan Bupati Lamongan Yes dalam sambutannya menggunakan bahasa asli Lamongan (Jawa Timur), untuk mengenang dan merefleksikan jejak kekayaan pemimpin terdahulu, Beliau menceritakan kilas balik sejarah nama Lamongan yang berasal dari sebutan Adipati pertama Lamongan Ranggahadi, yaitu sosok yang mampu nggulowentah (ngeramut, ngerumat, ngemong) terbukti berhasil mengubah peradaban masyarakat menjadi adem, ayem, tentrem dan relegius.
“Nami Lamongan, kanthi mangun patrap pemimpin, Mbah Lamong tansah nuladani lan ngemong, ugi sosok Airlangga, Gajah Mada lan Joko Tingkir ingkang dipun kenal kanthi keuletan lan kaprawiranipun.
Sunan Drajat lan Sunan Sendang Duwur ingkang dipun kenal kalian kearifan lan roso welas asihipun. Tokoh-tokoh kasebat sampun dodos tonggak kejayaan Lamongan ing mongsonipun lan mugi dados lelandhesanipun spiritual masyarakat Lamongan,” ucapnya.
Arti: Nama Lamongan dengan konstruksi karakter kepemimpinan Mbah Lamong yang selalu meneladani dan sosok Airlangga, Gajah Mada dan Joko Tingkir yang sudah dikenal keuletan dan keberaniannya. Sunan Drajat dan Sunan Sindang Duwur yang dikenal dengan kearifan dan welas asihnya menjadi landasan spiritual masyarakat.
Masih dalam sambutannya menggunakan bahasa ibu, Pak Yes menyampaikan pada hari jadi ke 454 ini, Pemkab Lamongan mengangkat tema “Merajut Harmoni untuk Lamongan Megilan”, tema tersebut relevan dengan tokoh-tokoh Lamongan yang mampu menorehkan tonggak kejayaan masa lampau di tengah-tengah keberagaman dan kemajemukan budaya masyarakat.
Sementara itu Ketua DPRD Lamongan Abdul Ghofur, melalui tema Merajut Harmoni untuk Lomongan Megilan, membuktikan bahwa pentingnya harmonisasi untuk pembangunan sehingga kinerja menjadi peningkat dan lebih baik di berbagai sektor sehingga masyarakat tetap merasakan pemerintahan dalam pembangunan Kabupaten Lamongan ini.
Untuk itu, Beliau mengajak seluruh pihak bersama-sama bekerja keras untuk mewujudkan kejayaan Lamongan yang berkeadilan.
“Saya mengajak semua pihak tokoh masyarakat, perangkat daerah, TNI, Polri dan seluruh stakeholder serta masyarakat Kabupaten Lamongan untuk bersama-sama bekerja keras untuk pembangunan Lamongan. Semoga dengan momentum hari jadi Lamongan ini Lamongan senantiasa mendapatkan keberkatan dari Allah SWT dalam mewujudkan cita-cita bersama,” tutur Ketua DPRD Lamongan.
Kaji Ghofur, panggilan Ketua H.Abd Ghofur mengungkapkan, jika HJL adalah moment yang bersejarah, khususnya untuk Kab.Lamongan.
” Yang jelas Hari Jadi Lamongan merupakan proses sangat panjang, dan tidak lepas dari peran perjuangan nenek moyang kita. Tak hanya perjuangan para pejuang nenek kita yang tertulis dalam buku sejarah saja, namun berdirinya Lamongan tidak lepas dari seluruh kalangan masyarakat waktu itu.
Makanya sudah kewajiban bagi kita untuk mengenang, meneruskan perjuangan nenek moyang kita. Ya, perjuangan di jaman modern saat ini jelas sudah berbeda bagi kita selaku penerusnya. Kita terus mewujudkan Lamongan yang semakin maju, makmur, sejahtera dan banyak torehan prestasi sebagai generasi penerus.
Sehingga Kab.Lamongan masih tergolong sebagai saudara yang masih lebih dibandingkan dengan kabupaten yang lain. Namun Kab.Lamongan harus mampu mewujudkan sebagai Kabupaten yang terbaik di segala bidang, ” pungkas Ketua DPRD Lamongan berpesan.(rul)